Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Hujan

Hujan  Oleh : Novita Sari Dibalik rintik hujan Aku menangis Mengatakan segalanya Keluh kesah hati Yang telah lamaku pendam Menyatukan setiap kenangan Yang mengusik jiwa Menjadikan aku Si penikmat rindu Yang tidak terbalaskan Rasa sakit Menyeruak ke dalam kalbu Hingga cinta ini hancur Meninggalkan bekas luka Aku kalah dari hujan Ia mengajarkanku Arti bertahan Meskipun tetesannya telah jatuh Berkali-kali Hujan tak pernah mengeluh #odopbatch7 #onedayonepost #groupkairo

Maling Kondangan

Maling Kondangan Oleh: Novita Sari Dahulu kala disebuah desa hiduplah seorang pemuda yang sangat pemalas, setiap hari perkejaannya hanya tidur dan makan, tetapi saat ada pesta ia selalu datang pertama untuk makan karena hal tersebut semua orang memanggilnya Maling kondangan. Maling mempunyai seorang ibu bernama Ratih yang sangat menyayanginya, setiap hari Bu ratih pergi bekerja untuk menghidupi dirinya dan Maling. Suatu hari ibu Ratih jatuh sakit sehingga tidak bisa bekerja, Maling yang merasa lapar pergi ke dapur. "Bu, kenapa gak ada makanan?" Tanya Maling. "Maaf nak, ibu sedang sakit dan tidak punya uang membeli makanan" ungkapnya dengan suara lemah. "Kerja dong Bu, kita hidup miskin karena ibu malas!" Bentak Maling. Bu Ratih hanya diam, ia sedih mendengar penuturan anak semata wayangnya itu. Maling bangkit, "Mau kemana?" Tanya bu Ratih. "pergi jauh, aku tidak mau tinggal disini, bisa-bisa miskin selamanya," ketus M

Aku dan Dia

Aku dan Dia Oleh: Novita Sari Sesak pilu hatiku Menghadapi setiap cemoohanmu Aku bukan dia Aku tak pernah bisa jadi dia. Tapi kenapa? Kau bandingkan aku dengannya Tak Sudi kah melihat Tak apa, aku mengerti Diri yang penuh kekurangan ini. Cukup sudah Aku tak sanggup Jangan bandingkan aku dengannya! Hatiku terlalu penat Hingga tak bisa berucap Hanya mataku yang terus menunduk dalam Seolah hilang arah Menenggelamkan ke dasar bumi Sayangnya, aku diam dan tersenyum Seolah baik-baik saja Meski keberanian Telah remuk dan hancur. Aceh, 5 Oktober 2019 #odopbatch7 #onedayonepost #groupkairo

Rindu

Rindu Oleh : Novita Sari Rindu. Siapa tak kenal ia Rasa yang sering menggebu dihati Menemanimu dalam penantian Menjagamu ketika jauh. Ialah rindu, rasa yang sulit ku utarakan Seperti senja disore hari Yang pasti datang menyerang jiwa Mengingatkan kenangan telah lalu Yang  lama melekat dibalik hati. Mengukir kenangan dengan pasti Menyerang dikala sunyi Seolah menanti dambaan hati Hingga nanti Berjumpa kembali. Aceh, 5 Oktober 2019 #odopbatch7 #onedayonepost #groupkairo

My Story-part10 END.

My Story-part10 END.   Oleh: Novita Sari Sejak saat itu sikap Nalya kembali seperti dulu, ia tersenyum ketika berpapasan denganku, aku membalas senyumnya meski kami tidak pernah saling berbicara. Rasanya sulit sekali memperbaiki semua keadaan ini, jujur aku masih sakit hati, tidak mudah melupakan semua kelakuannya, entahlah tetap saja aku menganggapnya teman. Kami akhirnya berbaikan meski tidak sedekat dulu, lebih mirip orang asing yang baru bertemu. Di hari perpisahan sekolah, aku sangat ingin berbicara dengan Nayla dan berharap kami bisa berteman seperti dulu, nyatanya semua itu tidak pernah terjadi, tidak ada diantara kami yang memulai pembicaraan. Hingga akhirnya kami berpisah, melanjutkan SMP ditempat yang berbeda, Semua kenangan pahit yang ku alami dibangku SD akan menjadi sebuah pembelajaran sekaligus kenangan yang sulit terlupakan hingga sekarang. Tamat. Pesan untuk si pembully. Terimakasih, untuk semua pembullyan yang sudah kalian lakukan, secara tidak sa

My Story-part9

My Story-part9 Oleh : Novita Sari Aku bangkit untuk memilih buku yang lain, "mau kemana?" Tanya Siska. "Mau milih buku lain, ini udah selesai baca," ujarku sembari memilih buku yang menarik. Pandanganku berhenti pada sebuah buku, aku ingat sekali judulnya 'nasehat udang tua' hanya saja buku tersebut cukup jauh untukku raih. Sebuah tangan membantuku mengambilnya, aku menerima buku tersebut dengan senang, sambil melihat orang yang sudah membantuku mengambilnya. Senyum diwajahku hilang, setelah menyadari siapa yang membantuku, "Nayla," batinku. Saat itu, aku bisa merasakan suasana sangat canggung, "Terimakasih," ucapku langsung pergi dari sana. Andai saja dulu aku dan Nayla tetap berteman pasti sangat menyenangkan tetapi,  tak apa karena aku bersyukur dengan kejadian itu membuatku lebih dewasa menyikapi masalah. Aku juga sedang mencoba berdamai dengan masa lalu, memaafkan semua orang yang menyakitiku. Sejak saat itu s

My Story-part8

My Story-part8 Oleh : Novita Sari Aku mulai ketakutan dan depresi untung saat itu kedua orangtuaku memberi semangat, membuatku bangkit kembali. Perlahan semangat belajarku mulai kembali, setiap hari sepulang sekolah, aku selalu mempelajari materi kembali hingga bisa, meskipun sulit. Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Aku mulai bisa membaca dengan lancar tanpa tergagap, nilaiku juga mulai membaik. Tidak terasa aku sudah kelas 6 sekarang, aku juga mempunyai banyak teman sekarang, ada Sarah, Putri dan Siska. Entah sejak kapan keadaan mulai berubah. Evi tidak punya banyak teman, satu persatu dari mereka menjauh tidak tahan dengan sikapnya sementara. Nayla, aku bisa melihat ia seperti menyesal sekarang, entahlah mungkin perasaanku saja. Saat itu guru mengadakan sebuah ujian IPA dan aku termasuk lima besar yang mendapat nilai tertinggi. Aku bersyukur meskipun tidak mendapat peringkat satu, bagiku itu lebih dari cukup, semua teman kelas juga mulai menghargaiku.

Pesan Kematian

Pesan Kematian Oleh: Novita Sari Jangan berbalik! Dia dibelakangmu. Bisa saja ia sedang berdiri tegak dengan sebuah kapak ditangan, yang siap membunuh mu. Kau pasti merasakan kehadirannya, jangan takut kamu masih bisa selamat. Diam dan abaikan. Tunggu tubuhmu mulai bergetar, kau mulai ketakutan, bulu kudukmu mulai berdiri. Kau pasti sangat ingin berbalik untuk melihat makhluk seperti apa yang berdiri di belakangmu. Ku katakan sekali lagi. Apapun yang terjadi Jangan berbalik! Dalam hitungan kelima segera lari menjauh. "Sial! Pesan aneh apa ini," ujarku mengumpat. Sebuah pesan aneh terpampang jelas dimonitor laptop. Aku memang suka membaca cerita horor atau thiller tapi, tidak pernah menemukan cerita segila ini. Mari mulai menghitung. Ketikan kalimat itu muncul secara ajaib dimonitor laptop, membuatku merasa peringatan itu seperti nyata. "Pasti seseorang sedang mengerjaiku," batinku Lima. Lagi-lagi kata itu seolah te

Membaca sebagai sebuah kebutuhan

Membaca sebagai sebuah kebutuhan Buku adalah jendela dunia Menurut kalimat diatas hal itu memang benar adanya, buku merupakan suatu wadah ilmu mulai dari berbagi informasi, menyampaikan pendapat atau update seputar hal yang terjadi didunia. Dengan sering membaca, ilmu yang kita dapatkan semakin bertambah, bukan hanya itu kita bisa menambah wawasan tentang seputar alam ataupun ilmu lainnya. Hanya saja minat baca dinegara kita sangat kurang belum lagi harga buku yang sangat mahal membuat pembaca kesulitan membeli buku. Banyak dari kita lebih memilih menghabiskan uang untuk hal yang tidak penting padahal pada dasarnya buku sangat penting untuk membantu kita mendapat informasi yang akurat. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan minat baca, pada generasi muda sekarang agar bangsa ini menjadi semakin maju. Jadikan membaca sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari agar kita semakin terlatih untuk sering membaca buku. Banyak dari kita bahkan lebih suka berkutat den

Resensi novel Dear Allah

Resensi novel Dear Allah Oleh: Novita Sari Identitas Novel Judul Novel           :Dear Allah Penulis                   :Diana Febi Penerbit                 :Coconut Books Tahun terbit           :2018 Cetakan                 :Cetakan pertama,November 2018 Tebal Novel           :412 Halaman   Sinopsis Sebuah  novel tentang cinta diam diam Naira yang tersimpan rapi bertahun tahun kepada Wildan yang hatinya telah tertambat pada gadis lain.Naira harus menahan rasa sakit saat mendengar Wildan menceritakan gadis yang ia cinta dihadapan Naira.Cinta diam diamnya begitu berat lagi,ketika Wildan akan memutuskan akan menikahi gadis lain.Namun sebuah takdir mempersatukan Wildan dan Naira dalam satu ikatan yang tak terduga.     Naira peracaya bahwa cinta yang selalu melibatkan Allah tidak akan membuat kecewa hamba-Nya.Hanya doa dan keyakinan yang selalu menguatkan dirinya dikala  hati mulai rapuh karen cint yang sepihak.Naira percaya bahwa kesabaran,keikhlasan dan k
Kebudayaan adalah aset negara Indonesia adalah sebuah negara unik yang memiliki banyak sekali kebudayaan, mulai dari sabang hingga merauke, tiap wilayah pasti berbeda beda. sebelum itu mari kita baca pengertian budaya menurut para ahli: DEFINISI KEBUDAYAAN Ki Hajar Dewantara : “Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat” Koentjaraningrat , guru besar Antropologi di Universitas Indonesia:“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar” Andreas Eppink , kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. dari pengertin di atas maka, dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan adalah seluruh gagasan atau perilaku masyar
My Story-part7 "Tak apa Ana, bersabarlah. Anggap mereka hanya angin lalu," yakinku. Ternyata itu hanya sebuah kalimat penyemangat yang tidak cukup membuatku tenang. Setiap hari mereka selalu menjelekkanku. Aku mencoba membiarkan begitu saja, lama-kelamaan perasaan marah membuat ingin membalas perbuatannya. "Awas! ada orang bau lewat." Sembari menutup hidung Evi melihat ku jijik, padahal aku tau ia hanya sengaja menganggu. Susi dan Ratna tertawa lepas sementara Nayla hanya diam. "Benarkah, seperti orang yang sangat bau itu ada didepanku," ucap ku ketus, sambil menerobos masuk kelas. Cukup! Sudah cukup! Semua perlakuan yang ku terima selama ini, tidak akan kubiarkan siapapun membully karena aku akan melakukan perlawanan sekarang. Masa bodoh tidak punya teman, aku terbiasa sendiri dan bertekad membuat semua orang yang sudah menghinaku terdiam. Aku mulai belajar serius, mendengarkan penjelasan guru dengan seksama. Setiap pulang se
Fiksi dan Non fiksi Sumber: blog.bukupedia.com Ibarat kata, hati sudah menemukan keputusan tempat berlabuh. Hanya saja diperjalanan badai dan ombak,  seolah membuat perahu terombang-ambing di tengah lautan. Hidup selalu memberi dua pilihan, tergantung kita memilih yang mana, namun, percayalah hati punya jawaban terbaik untuk itu. Akhirnya sebuah keputusan harus ku ambil. Fiksi kah atau Non fiksi? Tentu saja aku memilih fiksi, disana aku bebas berimajinasi, membuat jalan cerita yang kusukai. Menciptakan tokoh sesuai keinginan. Aku suka menulis novel, namun terkadang ditengah perjalanan aku selalu merasa bosan, rasa malas menyerang membuatku berhenti menyelesaikannya. Semoga dengan mengikuti ODOP semangatku menjadi lebih kuat, banyak ilmu yang sudah ku dapat dari sana dan bisa menyelesaikan ceritaku hingga akhir. #odopbatch7 #onedayonepost #groupkairo
Kita bisa Oleh: Novita sari Tak jarang hati ingin menyerah Ketika mimpi hancur didepan mata. Masa itu telah menjalar Memasuki hati yang telah usang Meninggalkan bekas luka yang menyayat Harapan telah sinar Tawa kegelapan semakin melengking Menyalakan setiap kegagalanmu Tapi, yakinlah! Bahwa hati masih mampu Kamu tak boleh menyerah begitu saja Karena perjuanganmu belum berakhir Kamu adalah pemimpi Yang tidak akan kalah karena ocehan segelintir orang Yang terus berjuang Dan beritahu mereka Semangatmu tak mudah dilumpuhkan Langkahmu tak mudah terhenti Sampai akhirnya Cahaya itu akan kembali Dengan senyum kemenangan di masa depan #odopbatch7 #onedayonepost #groupkairo
Salah diagnosa Suatu hari ibuku mengalami sakit kepala berat hingga ia dirawat di rumah sakit. Gelaja yang terlihat ialah demam tinggi, perut dan sebagian kepala terasa sakit. Aku berfikir ibu terkena migrain seperti biasannya. Beberapa hari setelah diberi pengobatan, keadaan ibu mulai membaik, rasa khawatir ku juga mulai berkurang, untunglah saat itu aku sedang praktek di rumah sakit tersebut. Jadi, aku bisa mondar-mandir menjenguk nya. Aku merasa sangat penasaran diagnosa apa yang dokter berikan, kenapa ibuku belum diperbolehkan pulang padahal keadaannya sudah membaik. Aku bertanya kepada kakak perawat yang ada diruang, mereka bilang ibuku mengalami gejala Hepatitis, saat itu aku sangat terkejut dan ketakutan, aku langsung melihat diagnosa yang dokter berikan dan benar saja disana tertera nama penyakit tersebut. Aku merasa heran dan tidak percaya, kalau memang benar ibu mengalami penyakit tersebut kenapa dokter tidak menyebutkan Hepatitis tipe apa? Setelah itu, ibuku
My Story-part6 "Dasar tukang pamer," Batin ku. Evi mencuri pandang ke arahku dengan tatapan merendah. Tak hanya sampai disitu, segala terasa menakutkan sekarang. Tanpa teman yang bisa diajak bicara dan termenung di sekolah seharian. Semua hal itu kini terulang lagi, apa aku tidak layak punya teman? Kenapa semua orang menjauhiku? Seburuk itukah aku dimata mereka? tapi, tak apa aku hanya perlu menjalani hidup seperti biasa semua akan terasa lebih normal. Esoknya, aku pergi sekolah sedikit terlambat dari biasanya, seluruh penghuni kelas sudah bersiap belajar sementara aku terdiam melihat ke arah meja. Aku terkejut melihat tempat dudukku hilang. "Kemana kursiku?" Sayangnya tidak seorang pun yang mau memberi jawaban, mereka diam seolah tak perduli. Aku mencoba mengambil kursi kosong yang ada disamping Ratna tetapi, ia langsung menaruh tas, sementara Evi tersenyum penuh kemenangan. "Kursi ini gak kosong, kamu cari yang lain saja," Aku diam ti
My Story-part5 Aku menarik nafas panjang sebelum akhirnya mulai membaca. Sebenarnya aku sering berlatih di rumah, hanya saja membaca di depan orang banyak membuatku ketakutan, takut mereka akan mengejek aku lagi. Satu persatu kata di buku mulaiku baca, dengan suara agak sedikit bergetar. Sampai Aku selesai membaca. "Bagus, Ana silahkan duduk," ucapnya padaku. Aku menarik nafas lega, sebelum akhirnya berjalan ke tempat dudukku. Bisa ku lihat Nayla tengah sibuk berbicara dengan Evi * * * Jika biasanya Nayla menungguku ke kanti atau pulang bersama, semenjak saat itu ia berubah. Ia lebih sering menghabiskan waktunya dengan Evi, Susi dan Ratna. Perlahan aku bisa merasakan mereka menjauhiku. "Tunggu." Aku memegang pergelangan tangan Nayla. Nayla berbalik melihat ke arah ku. "Ada apa?" "Kita ke kantin bersama yuk," ajakku, tetapi Nayla menolak. "Kamukan bisa pergi sendiri," ucapnya. "Ada apa dengan mu
My Story-part4 Oleh : Novita Sari Kami memutuskan untuk bermain dan meninggalkan PR matematika begitu saja. Tanpa beban, tanpa ketakutan hanya ada kata bahagia. Punya teman memang sangat menyenangkan karena ketika kita masih kecil yang kita butuhkan hanya main dan main. Kami berlarian, bermain petak umpet, boneka dan permainan seru lainnya. Kuharap persahabatan kami akan terus bertahan selamanya. "Kenapa tersenyum ke arahku ?" tanya Nayla heran. Aku langsung menggeleng pelan sembari kembali menatap langit bersama. Setelah selesai bermain, kami kembali mengerjakan PR matematika. Hingga sore hari. * * * "Lihat aku punya buku baru." Evi kemudian menunjukkan buku bersampul barbie yang ia pegang. Aku sebenarnya sebenarnya tidak terlalu suka sikap Evi, ia terlalu pemilih, sombong dan juga pamer seperti saat ini. Selang beberapa menit, pelajaran pun di mulai. "Hari ini, ibu ingin kalian membaca di depan kelas," ungkap Bu Ratna_Gu
Kota kenangan Oleh: Novita Sari Sumber:www.jawapos.com Apa jadinya tempat tinggal kami? Jika hari ini kotanya, penuh sampah. Tumpukan Plastik seolah pemandangan yang lazim Jalanan macet seolah rutinitas Adakah dari kita yang ingin membedah. Bumi bahkan tak mampu lagi menahan Setiap kelakuan si perusak yang makin merajalela Pohon ditebang begitu saja. Asap menggumpal mematikan setiap oksigen yang mencoba bertahan Bahkan Udara segar hanya tinggal kenangan. Sungguh! Mata ini tak sanggup lagi melihat Seluruh tubuh ini basah oleh ketidakmampuan Apa yang kau inginkan dari kota kami Ia tak lagi elok seperti dulu. Tak adakah dari mereka yang merasa kasihan Melihat kota ini semakin lemah tak berdaya Tolong! Kembalikan oksigen kami Tolong! Kembalikan kota kami seperti dulu. Namun percuma... Rintihan kami tak akan pernah didengar Ditutupi keinginan sepenggal orang yang ingin memperkaya diri Hingga akhirnya kota ini benar-benar mati. Aceh, 15 Septem
My Story-part3 Oleh: Novita Sari "Kenapa kalian malah tertawa, ini memang terasa asin," keluh Susi tidak terima. Aku dan Nayla hanya diam memandang satu sama lain. Dan bel istirahat pun berakhir. * * * "Semuanya, buka buku kalian halaman 45. Kita akan belajar bilangan pecahan!" perintah Pak Amir. "Bilangan pecahan apanya. Kurasa otak kita yang akan pecah." Raina menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Aku yang mendengar keluhan Raina hanya tersenyum. Sementara, anak lain sibuk memperhatikan pelajaran yang di jelaskan guru. Hingga jam pelajaran berakhir, tetap saja aku tidak mengerti penjelasan yang di berikan guru. Aku langsung menutup buku yang di penuhi deretan angka tersebut. "Baik. Pelajaran berakhir sampai disini. Jangan lupa kerjakan PR kalian. Mengerti? " ujar Pak Amir. "Mengerti Pak," ucap kami serentak. Letak kelas kami yang berada di tingkat atas membuat kami harus menuruni beberapa anak ta
My Story- part2 Oleh: Novita Sari Ia tidak membantah malah membalas perkataanku dengan tersenyum. Kami saling bercanda dan tertawa bersama. * * * Aku pun semakin banyak mengetahui tentang kelas yang sedangku tempati. Dimana anak yang pintar berteman sesama pintar sedangkan, bodoh dengan sesama bodoh. Bagiku tidak masalah, asalkan punya teman, aku sudah cukup bahagia. Persahabatan aku dan Nalya terjalin cukup baik, meskipun terkadang ada beberapa pertengkaran kecil yang bisa segera kami atasi. Nayla juga sering berkunjung ke rumahku untuk bermain bersama begitu pun sebaliknya karena kami tinggal di kawasan komplek yang sama. Misalnya seperti hari ini aku dan dia sedang makan bersama di rumah. "Bagaimana rasanya nak?" Ibuku bertanya pada Nayla. "Enak," ujarnya sambil mengacungkan jempol dengan bersemangat. Ibuku hanya tersenyum melihat tingkah kami berdua, ia senang karena sekarang, aku punya teman untuk diajak bermain ke rumah. Tid
My Story Oleh:Novita Sari Bodoh. Bodoh. Dan Bodoh. Kata itu, sering terdengar. Semua orang di kelas memanggilku dengan sebutan itu. Teman. Tentu saja aku tidak punya, sejak Tk hingga SD aku selalu sendiri. Mereka hanya mendekatiku jika perlu bantuan atau ketika aku punya mainan baru, miris memang tapi, aku mulai terbiasa dengan hal tersebut. Hingga suatu hari aku pindah sekolah. Saat itu, aku masih kelas empat SD dan aneh nya aku masih belum bisa membaca. Mungkin memang pantas aku disebut bodoh. Sekolah baru, suasana dan tempat  yang kiniku tempati lebih baik dari sekolah dulu. Setidaknya aku punya seorang teman namanya Nayla. Ia cantik dan juga baik. "Nayla." ujarnya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan. Awalnya aku ragu menerima uluran tangan orang yang duduk di sampingku. "Ana," ucapku. Kami pun tersenyum satu sama lain. Tidak terasa bahwa hariku mulai berubah, semuanya tampak lebih menyenangkan di bandingkan dul
Dia yang Mengawasiku Oleh :Novita sari Sudah seminggu keluargaku pindah ke rumah baru, yang terletak di dekat hutan yang jauh dari keramaian. Rumah yang tampak minimalis dengan arsitektur klasik membuat tempat yang ku tempati tampak seperti bangunan tua yang megah. Paginya, aku masih sibuk berkutat di depan laptop kesayanganku sambil menonton film horor favorite. "Keyla." Panggilan itu membuatku menghentikan aktivitas. Segera aku menutup laptop lalu pergi ke sumber suara. "Ma, tadi mama panggil Keyla kan, memang nya ada apa ma?" tanyaku pada mama yang berada di depan pintu kamar. Mama hanya menatap heran ke arah ku. "tidak, mama tidak memanggilmu." "Ih, mama bercanda terus, kalau bukan mama siapa coba, kakak sama ayah kan lagi di luar," ujarku memasang ekspresi cemberut. "Mungkin perasaan kamu aja, sana balik. Mama mau bobo," Mama masuk menutup pintu kamar. Aku mengerutkan alisku dengan menaikkan sedikit kedua bahu

Puisi WANITA TANGGUH

Wanita tangguh By :Novita sari                     sumber: intisari.grid.id Jalan panjang ini tampak berliku Saat harimu di landa pilu Tak pernah kau tampakan wajah murungmu Yang kau sembunyikan di balik senyummu Kau wanita tangguh Untukmu yang tak pernah mengeluh Saaat hidup semakin keruh Semangatmu tak pernah jatuh Tentang mu yang tetap tegak menghadapi badai Meskipun sulit tu ku mengerti Usaha mu tidak akan pernah berhenti Walau terkadang masalah silih berganti Ibu. Ku harap sedihmu   akan berlalu Air mata mu terganti canda tawa yang baru Karena tuhan selalu bersamamu Terima kasih ibu Kau adalah cahaya dihidupku Terima kasih untuk segala kasih sayangmu Aku sayang ibu. #odopbatch7 #onedayonepost #groupkairo

Sekilas tentang ODOP

ODOP adalah sebuah komunitas menulis One Day One Post. Oleh: Novita Sari  Menjadi penulis adalah sebuah perjalan panjang yang penuh dengan keraguan. aku mulai merasa putus asa ketika tak ada sedikitpun inspirasi menulis ditambah dengan pengetahuanku yang minim tentang dunia literasi, semua hal tersebut membuatku menyerah rasanya terlalu sulit untuk menjadi penulis, hingga suatu hari salah seorang temanku berbagi informasi tentang ODOP  Sebuah  komunitas yang membantuku mengejar mimpi menjadi dekat. ODOP bagiku bukan hanya sebuah komunitas tapi, lebih ke sebuah ikatan yang memhubungkan pemimpi sepertiku untuk menjadi percaya diri dengan karya kecil yang kami hasilkan. Aku merasa sangat beruntung menjadi bagian dari ODOP. disana aku bisa belajar banyak hal tentang kepenulisan ataupun tentang dunia literasi. tanpa pernah bertemu atau mengenal secara langsung. Terimakasih untuk kakak pemateri, kakak pj dan semua anggota odop yang sedang berjuang karena sudah mau ber