Langsung ke konten utama

Maling Kondangan

Maling Kondangan
Oleh: Novita Sari

Dahulu kala disebuah desa hiduplah seorang pemuda yang sangat pemalas, setiap hari perkejaannya hanya tidur dan makan, tetapi saat ada pesta ia selalu datang pertama untuk makan karena hal tersebut semua orang memanggilnya Maling kondangan.

Maling mempunyai seorang ibu bernama Ratih yang sangat menyayanginya, setiap hari Bu ratih pergi bekerja untuk menghidupi dirinya dan Maling.

Suatu hari ibu Ratih jatuh sakit sehingga tidak bisa bekerja, Maling yang merasa lapar pergi ke dapur.

"Bu, kenapa gak ada makanan?" Tanya Maling.

"Maaf nak, ibu sedang sakit dan tidak punya uang membeli makanan" ungkapnya dengan suara lemah.

"Kerja dong Bu, kita hidup miskin karena ibu malas!" Bentak Maling.

Bu Ratih hanya diam, ia sedih mendengar penuturan anak semata wayangnya itu.

Maling bangkit, "Mau kemana?" Tanya bu Ratih.

"pergi jauh, aku tidak mau tinggal disini, bisa-bisa miskin selamanya," ketus Maling pergi dari rumah.

Bu Ratih menangis, Air matanya mengalir melihat punggung putranya yang semakin menjauh.

Sejak pergi dari rumah, Maling menjadi susah dan kelaparan, saat itulah ia sadar sadar dengan segala kelakuan buruk yang ia lakukan pada ibunya. Maling merasa sangat menyesal.

Ia kembali pulang ke rumah dan meminta maaf kepada ibunya. Sejak saat itu sikapnya mulai berubah, Maling menjadi anak yang baik, rajin dan pekerja keras.

Lama-kelamaan keadaan nasib Maling kondangan mulai berubah, ia sekarang menjadi saudagar kaya yang baik hati. Semua orang menghormati Maling. Hingga suatu hari warga desa membuat sebuah patung di dekat pesisir pantai untuk mengenang Maling kondangan.




#odopbatch7
#onedayonepost
#groupkairo

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi novel Dear Allah

Resensi novel Dear Allah Oleh: Novita Sari Identitas Novel Judul Novel           :Dear Allah Penulis                   :Diana Febi Penerbit                 :Coconut Books Tahun terbit           :2018 Cetakan                 :Cetakan pertama,November 2018 Tebal Novel           :412 Halaman   Sinopsis Sebuah  novel tentang cinta diam diam Naira yang tersimpan rapi bertahun tahun kepada Wildan yang hatinya telah tertambat pada gadis lain.Naira harus menahan rasa sakit saat mendengar Wildan menceritakan gadis yang ia cinta dihadapan Naira.Cinta diam diamnya begitu berat lagi,ketika Wildan akan memutuskan akan menikahi gadis lain.Namun sebuah takdir mempersatukan Wildan dan Naira dalam satu ikatan yang tak terduga.     Naira peracaya bahwa cinta yang selalu melibatkan Allah tidak akan membuat kecewa hamba-Nya.Hanya doa dan keyakinan yang selalu menguatkan dirinya dikala  hati mulai rapuh karen cint yang sepihak.Naira percaya bahwa kesabaran,keikhlasan dan k

My Story-part9

My Story-part9 Oleh : Novita Sari Aku bangkit untuk memilih buku yang lain, "mau kemana?" Tanya Siska. "Mau milih buku lain, ini udah selesai baca," ujarku sembari memilih buku yang menarik. Pandanganku berhenti pada sebuah buku, aku ingat sekali judulnya 'nasehat udang tua' hanya saja buku tersebut cukup jauh untukku raih. Sebuah tangan membantuku mengambilnya, aku menerima buku tersebut dengan senang, sambil melihat orang yang sudah membantuku mengambilnya. Senyum diwajahku hilang, setelah menyadari siapa yang membantuku, "Nayla," batinku. Saat itu, aku bisa merasakan suasana sangat canggung, "Terimakasih," ucapku langsung pergi dari sana. Andai saja dulu aku dan Nayla tetap berteman pasti sangat menyenangkan tetapi,  tak apa karena aku bersyukur dengan kejadian itu membuatku lebih dewasa menyikapi masalah. Aku juga sedang mencoba berdamai dengan masa lalu, memaafkan semua orang yang menyakitiku. Sejak saat itu s

My Story-part10 END.

My Story-part10 END.   Oleh: Novita Sari Sejak saat itu sikap Nalya kembali seperti dulu, ia tersenyum ketika berpapasan denganku, aku membalas senyumnya meski kami tidak pernah saling berbicara. Rasanya sulit sekali memperbaiki semua keadaan ini, jujur aku masih sakit hati, tidak mudah melupakan semua kelakuannya, entahlah tetap saja aku menganggapnya teman. Kami akhirnya berbaikan meski tidak sedekat dulu, lebih mirip orang asing yang baru bertemu. Di hari perpisahan sekolah, aku sangat ingin berbicara dengan Nayla dan berharap kami bisa berteman seperti dulu, nyatanya semua itu tidak pernah terjadi, tidak ada diantara kami yang memulai pembicaraan. Hingga akhirnya kami berpisah, melanjutkan SMP ditempat yang berbeda, Semua kenangan pahit yang ku alami dibangku SD akan menjadi sebuah pembelajaran sekaligus kenangan yang sulit terlupakan hingga sekarang. Tamat. Pesan untuk si pembully. Terimakasih, untuk semua pembullyan yang sudah kalian lakukan, secara tidak sa