Langsung ke konten utama

My Story-part3


Oleh: Novita Sari


"Kenapa kalian malah tertawa, ini memang terasa asin," keluh Susi tidak terima.

Aku dan Nayla hanya diam memandang satu sama lain.

Dan bel istirahat pun berakhir.

* * *

"Semuanya, buka buku kalian halaman 45. Kita akan belajar bilangan pecahan!" perintah Pak Amir.

"Bilangan pecahan apanya. Kurasa otak kita yang akan pecah." Raina menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Aku yang mendengar keluhan Raina hanya tersenyum.

Sementara, anak lain sibuk memperhatikan pelajaran yang di jelaskan guru.

Hingga jam pelajaran berakhir, tetap saja aku tidak mengerti penjelasan yang di berikan guru.

Aku langsung menutup buku yang di penuhi deretan angka tersebut.

"Baik. Pelajaran berakhir sampai disini. Jangan lupa kerjakan PR kalian. Mengerti? " ujar Pak Amir.

"Mengerti Pak," ucap kami serentak.

Letak kelas kami yang berada di tingkat atas membuat kami harus menuruni beberapa anak tangga.

"Akhirnya, pelajaran matematika selesai. Kupikir otakku tadi akan pecah." Raina masih terus saja mengomel.

"Aaaaw !" Sebuah jitakan membuat Raina berteriak kesakitan.

"Gak pecah, kan?" tanya Susi. Setelah selesai mengetuk kepala Raina dengan lumayan keras.

Wajah Raina langsung berubah merah menahan amarah lengkap dengan ekspresi cemberut. Langsung saja membuat Susi memasang siap siaga untuk lari.

"Susiii!" teriak Raina membahana kemudian ikut berlari menyusulnya.

Kami bertiga yang menyaksikan hal tersebut hanya bisa tertawa.

"Ya udah, aku duluan ya. Soalnya udah di jemput." ucap Evi berlari kecil menuju arah pagar.

Sementara aku dan Nayla pulang jalan kaki karena jarak sekolah tidak terlalu jauh dari rumah.




Di sisa perjalanan kami hanya saling diam. Sebelum akhirnya Nayla bersuara.

"Nanti sore aku datang ke rumah kamu ya. kita kerjakan PR nya bersama." usul Nayla.
"Oke," kataku bersemangat.

* * *

Sorenya sesuai janji tadi, Nayla datang ke rumahku untuk mengerjakan PR matematika.

Sudah tiga puluh menit, semenjak kami mulai mengerjakannya. Tetap saja kami tidak mengerti.

Deretan angka yang berada di buku tersebut seolah bergerak di atas kepalaku dan membuat kepala pusing seketika.

Kemudian kami malah memutuskan untuk bermain dan meningkatkan  maksudnya? PR matematika begitu saja.

Bersambung.




#odopbatch7
#onedayonepost
#groupkairo


Komentar

  1. Ada beberapa tanda baca dan peletakan kata "di" yang kurang tepat, tapi bagus kok. Semangat yaa.

    BalasHapus
  2. Semakin bagus nih rapiu🤗

    Ada koreksi:
    Di jemput ditulis dijemput

    Trs setelah titik dalan tnda kutip, jangan pake kata usul. Kalo mau pake usul, pake tanda koma. "____[,]" usulnya. Gitu

    BalasHapus
  3. selalu bagus mba ini nih kalau buat cerpen hehee

    BalasHapus
  4. Bagus ka, meski ada beberapa kesalahan penulisan saja...
    Semangat ka, ditunggu kelanjutannya

    BalasHapus
  5. Buat penasaran nih kelanjutannya 😍

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi novel Dear Allah

Resensi novel Dear Allah Oleh: Novita Sari Identitas Novel Judul Novel           :Dear Allah Penulis                   :Diana Febi Penerbit                 :Coconut Books Tahun terbit           :2018 Cetakan                 :Cetakan pertama,November 2018 Tebal Novel           :412 Halaman   Sinopsis Sebuah  novel tentang cinta diam diam Naira yang tersimpan rapi bertahun tahun kepada Wildan yang hatinya telah tertambat pada gadis lain.Naira harus menahan rasa sakit saat mendengar Wildan menceritakan gadis yang ia cinta dihadapan Naira.Cinta diam diamnya begitu berat lagi,ketika Wildan akan memutuskan akan menikahi gadis lain.Namun sebuah takdir mempersatukan Wildan dan Naira dalam satu ikatan yang tak terduga.     Naira peracaya bahwa cinta yang selalu melibatkan Allah tidak akan membuat kecewa hamba-Nya.Hanya doa dan keyakinan yang selalu menguatkan dirinya dikala  hati mulai rapuh karen cint yang sepihak.Naira percaya bahwa kesabaran,keikhlasan dan k

My Story-part9

My Story-part9 Oleh : Novita Sari Aku bangkit untuk memilih buku yang lain, "mau kemana?" Tanya Siska. "Mau milih buku lain, ini udah selesai baca," ujarku sembari memilih buku yang menarik. Pandanganku berhenti pada sebuah buku, aku ingat sekali judulnya 'nasehat udang tua' hanya saja buku tersebut cukup jauh untukku raih. Sebuah tangan membantuku mengambilnya, aku menerima buku tersebut dengan senang, sambil melihat orang yang sudah membantuku mengambilnya. Senyum diwajahku hilang, setelah menyadari siapa yang membantuku, "Nayla," batinku. Saat itu, aku bisa merasakan suasana sangat canggung, "Terimakasih," ucapku langsung pergi dari sana. Andai saja dulu aku dan Nayla tetap berteman pasti sangat menyenangkan tetapi,  tak apa karena aku bersyukur dengan kejadian itu membuatku lebih dewasa menyikapi masalah. Aku juga sedang mencoba berdamai dengan masa lalu, memaafkan semua orang yang menyakitiku. Sejak saat itu s

Manajemen waktu dalam menulis blog.

Assalamualaikum teman-teman semuanya. Semoga di tengah pandemi yang sedang terjadi, kita selalu di lindungi oleh Allah SWT dan selalu sehat jasmani dan rohani. Baik, langsung saja kita masuk ke dalam topik essai hari ini yaitu: manajemen waktu dalam menulis blog. Untuk yang pertama saya akan menjelaskan dulu sedikit tentang blog. Blog adalah suatu aktivitas atau kegiatan tulis-menulis yang di kelola oleh seorang blogger. Nah, dari sekian banyak platform yang tersebar di dunia kepenulisan kenapa blog akhirnya menjadi pilihan saya untuk fokus menulis. Sebenarnya apa yang membuat saya memilih menulis blog daripada platform kepenulisan yang lain? Saya mulai tertarik menulis sejak kelas 1 SMA, dimana saat itu saya mulai menulis novel. Namun itu tidak berlangsung lama, akibat writer's block saya menjadi tidak konsisten menulis bahkan sampai satu tahun saya tidak lagi menulis. Untunglah di suatu hari ada seorang teman yang mengajak saya pergi ke toko buku, di sana saya menemukan kembali s