My Story-part6
"Dasar tukang pamer," Batin ku.
Evi mencuri pandang ke arahku dengan tatapan merendah. Tak hanya sampai disitu, segala terasa menakutkan sekarang. Tanpa teman yang bisa diajak bicara dan termenung di sekolah seharian.
Semua hal itu kini terulang lagi, apa aku tidak layak punya teman? Kenapa semua orang menjauhiku? Seburuk itukah aku dimata mereka? tapi, tak apa aku hanya perlu menjalani hidup seperti biasa semua akan terasa lebih normal.
Esoknya, aku pergi sekolah sedikit terlambat dari biasanya, seluruh penghuni kelas sudah bersiap belajar sementara aku terdiam melihat ke arah meja. Aku terkejut melihat tempat dudukku hilang.
"Kemana kursiku?" Sayangnya tidak seorang pun yang mau memberi jawaban, mereka diam seolah tak perduli.
Aku mencoba mengambil kursi kosong yang ada disamping Ratna tetapi, ia langsung menaruh tas, sementara Evi tersenyum penuh kemenangan.
"Kursi ini gak kosong, kamu cari yang lain saja," Aku diam tidak menjawab, sembari kembali ke tempat semula.
Tak berapa lama guru masuk dan melihatku yang terus berdiri. "Ana kenapa kamu berdiri?" Tanyanya padaku.
"Kursi saya hilang Bu."
"Kalian ini, bantu teman kalian, Ratna berikan kursi kosong disampingmu!" perintah bu Dini.
Awalnya Ratna menolak, namun bu Dini tetap memaksa hingga akhirnya memberikan kursi tersebut padaku dengan sangat tidak ikhlas.
Aku mencoba duduk, kursinya sedikit goyang tapi, tak apa ini lebih baik dari pada harus berdiri seharian.
Ternyata tidak sampai disitu Evi mulai terang-terangan membullyku.
" Anak bodoh dilarang masuk," ujar Evi berdiri dipintu kelas sambil berlagak sombong, kemudian kedua temannya ikut tertawa termasuk Nayla.
Aku diam menatap tidak suka ke arah mereka dan memilih mundur, mencari tempat lain. "Aku bisa masuk nanti, saat bel masuk berbunyi," batin ku, sambil pergi menjauh.
Mereka tertawa sambil mengoceh tentang kejelekanku.
"Tak apa Ana, bersabarlah. Anggap mereka hanya angin lalu," yakinku.
Bersambung...
#odopbatch7
#onedayonepost
#groupkairo
Kasian juga ya si Aku. Tapi keterangan waktunya ngak diceritakan kak, ketika si Evi menjegal si aku dari depan pintu kelas.
BalasHapusPadahal sebelum itu semua ada di dalam kelas pada maoo belajar hehe.
Semoga berkenan kakak.
Salam dari Sapporo
Makasih sarannya kakπ, penderitaan si aku baru dimulai π π
BalasHapussemoga Ana kuat menjalaninya
BalasHapusMungkin harus baca dari part 1 biar saya "nyambung" dengan kisahnya ya.... π
BalasHapusSemangat Kakak! ππ
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWow cerbung ya, emang lebih seru sih kalo dibaca dari part 1 ini.
BalasHapusblog saya: aoikinawa.blogspot.com
Pembullyan kah? Wah, kayaknya ceritanya seruπ
BalasHapusGak baca dari awal cerita, semangat nulis...
BalasHapusSaya mau mengomentari yang ini yah:
BalasHapus**
Aku mencoba mengambil kursi kosong yang ada disamping Ratna tetapi, ia langsung menaruh tas, sementara Evi tersenyum penuh kemenangan.
**
Sebaiknya, kalimatnya begini: "... di samping Ratna, tetapi ia ..."
Di mana mana pembullyan memang selalu ada.
BalasHapus